The Legendary Sindar Race

“Dulu, orang misterius yang kita kenal sekarang sebagai Sindar berdiam di
tanah Falena. peradaban mereka jauh lebih maju dari teknologi
kita adalah hari ini. Ulama mengatakan, bagaimanapun, bahwa Sindar meninggalkan tanah ini untuk
alasan yang tidak diketahui, tidak pernah kembali. ”

“The Race Sindar tertinggal banyak hal untuk meyakinkan kita tentang keberadaan mereka.
Sebagai contoh, reruntuhan di Deep Twilight Forest dibangun dengan
teknologi yang jauh melampaui apa pun yang kita miliki sekarang. Tidak ada keraguan bahwa ahli
ini adalah tempat tinggal dari Sindar Race. ”

“Berteori Beberapa, bagaimanapun, bahwa warisan utama dari ras Sindar kebohongan
tidak hanya di reruntuhan seperti yang di Deep Twilight Forest. Memang, mungkin
warisan dari ras Sindar ini tanah itu sendiri, Falena. ”

“Teori ini berpendapat bahwa setelah tanah dikurangi menjadi abu dengan
kepunahan Kuno Dinasti Armes, ras Sindar misterius
muncul, mengelola untuk mengembalikan lushness, kaya hijau ke negeri ini tercinta.
Tidak ada yang tahu mengapa Sindar menghilang. Tetapi beberapa ulama bersikeras bahwa ini
ras belum punah … Para sarjana ini mengatakan bahwa yang pertama Ratu
legenda, yang turun ke Lunas dengan Sun Rune di tangan, sebenarnya dari
para Sindar ras. ”

“Teori ini mungkin tampak seperti spekulasi belaka. Namun, salah satu memang bisa menemukan
banyak kesamaan antara patung meterai Sun Rune dan Sindar kuno
relik. bukti Lebih dari teori ini menarik sekarang sedang dicari oleh kami
terbaik dan sarjana cemerlang. “

108 Pendekar Liang Shan

108 Pendekar Liang Shan
Baris 1-Nama asli dlm aksara Cina & ejaan Pinyin
Baris 2-Bintang yg diwakili (catt. ‘Tian’ berari 36 Bintang Langit, ‘Di’ 72 Bintang Bumi. Yang berbintang Langit lebih tinggi kedudukannya dari yg berbintang Bumi
Baris 3-Julukan (berikut terjemahannya & penjelasan kalau perlu)
Dari 108 orang, hanya 3 yang perempuan (ditandai -PR sesudah nama), sisanya laki-laki semua.
—–
安 道全 An Daoquan
地霊星 Di Ling Xing (Bintang Roh)
神医 Shen Yi (Tabib Dewa)

白勝 Bai Sheng
地耗星 Di Hao Xing (Bintang Tikus)
白日鼠 Bai Ri Shu (Tikus Putih Siang Hari)

鮑旭 Bao Xu
地暴星 Di Bao Xing (Bintang Mengamuk)
喪門神 Sang Men Shen (Dewa Gerbang Maut)

蔡福 Cai Fu
地平星 Di Ping Xing (Bintang Datar)
鉄臂膊 Tie Bi Bo (Lengan Besi)

蔡慶 Cai Qing
地損星 Di Sun Xing (Bintang Perusak)
一枝花 Yi Zhi Hua (Satu Tangkai Bunga)

曹正 Cao Zheng
地稽星 Di Ji Xing (Bintang Pertimbangan)
操刀鬼 Cao Dao Gui (Setan Memegang Golok)

柴 進 Chai Jin
天貴星 Tian Gui Xing (Bintang Mulia)
小旋風 Xiao Xuan Feng (Angin Topan Kecil)

陳達 Chen Da
地周星 Di Zhou Xing (Bintang Keliling)
跳澗虎Tiao Jian Hu (Harimau Melompati Jurang)

戴宗Dai Zong
天速星Tian Su Xing (Bintang Gesit)
神行太保Shen Xing Tai Bao (Dewa Pelindung Berjalan)

登飛 Deng Fei
地闘星 Di Dou Xing (Bintang Perang)
火眼俊猊 Huo Jun Yan Ni (Singa Gagah Bermata Api)

丁得孫 Ding Desun
地速星 Di Su Xing (Bintang Gesit)
中箭虎 Zhong Jian Hu (Harimau Kena Panah)

董平 Dong Ping
天立星 Tian Li Xing (Bintang Berdiri)
風 流双槍将 Feng Liu Shuang Qiang Jiang (Jendral Dua Tombak Aliran Angin)

杜 遷 Du Qian
地妖星 Di Yao Xing (Bintang Bencana)
摸着天 Mo Zhao Tian (Meraba Langit)

杜興 Du Xing
地全星 Di Quan Xing (Bintang Segala)
鬼 臉児 Gui Lian Er (Bocah Bermuka Setan)

段景住 Duan Jingzhu
地狗星 Di Gou Xing (Bintang Anjing)
金毛犬 Jin Mao Quan (Anjing Berambut Emas)

樊 瑞 Fan Rui
地然星 Di Ran Xing (Bintang Benar)
混世魔王 Hun Shi Mo Wang (Raja Setan Pengacau Dunia)

共旺 Gong Wang
地捷星 Di Jie Xing (Bintang Kemenangan)
花項虎 Hua Xiang Hu (Harimau Tengkuk Berbunga)

公 孫勝 Gongsun Sheng
天間星 Tian Jian Xing (Bintang Antara)
入雲龍 Ru Yun Long (Naga Masuk Awan)

顧大嫂 Gu Dasao (Kakak Ipar Gu) -PR
地陰星 Di Yin Xing (Bintang Yin) – Yin dalam Yin/Yang
母大虫 Mu Da Chong (Induk Serangga Besar)

関勝 Guan Sheng
天勇星 Tian Yong Xing (Bintang Pendekar)
大刀 Da Dao (Pisau Besar)

郭盛 Guo Sheng
地祐星 Di You Xing (Bintang Penolong)
賽仁貴 Sai Ren Gui (Tandingan Ren Gui) Ren Gui = Xue Rengui/Sie Jin Kwie, pahlawan Dinasti Tang

韓滔 Han Tao
地威星 Di Wei Xing (Bintang Kekuasaan)
百勝将 Bai Sheng Jiang (Jendral Seratus Kemenangan)

赫思文 Hao Siwen
地雄星 Di Xiong Xing (Bintang Jantan)
井 木干 Jing Mu Gan (Sumur Kayu Kering)?

侯健 Hou Jian
地遂星 Di Sui Xing (Bintang Langsung)
通臂猿 Tong Bi Yuan (Kera Bertangan Gesit)

扈 三娘Hu Sanniang (Lady ke-3 Hu) -PR
地急星 Di Ji Xing (Bintang Tergesa-gesa)
一丈青Yi Zhang Qing (Hijau Sepuluh Kaki)

呼延灼Hu Yanzhuo
天威星Tian Wei Xing (Bintang Kekuasaan)
双鞭 Shuang Bian (Dua Cambuk)

花栄 Hua Rong
天英星 Tian Ying Xing (Bintang Berani)
小李広 Xiao Li Guang (Li Guang Kecil)

黄信 Huang Xin
地刹星 Di Cha Xing (Bintang Kelenteng)
鎮三山 Zhen San Shan (Penakluk Tiga Gunung)

皇 甫端 Huangfu Duan
地獣星 Di ??? Xing (Bintang Hewan)
紫髯伯 Zi Ran Bo (Paman Berjenggot Ungu)

蒋敬 Jiang Jing
地会星 Di Hui Xing (Bintang Pertemuan)
神算子 Shen Suan Zi (Dewa Hitung)

焦挺 Jiao Ting
地悪星 Di E Xing (Bintang Kejahatan)
没面目Mei Mian Mu (Muka Tersembunyi)

金 大堅 Jin Dajian
地巧星 Di Qiao Xing (Bintang Mahir)
玉臂匠 Yu Bi Jiang (Tukang Bertangan Giok)

孔亮 Kong Liang
地狂星 Di Kuang Xing (Bintang Congkak)
独火星 Du Huo Xing (Bintang Api Tunggal)

孔明 Kong Ming
地好星 Di Hao Xing (Bintang Kesenangan)
毛頭星 Mao Tou Xing (Bintang Kepala Berambut) [Komet?]

雷横 Lei Heng
天退星 Tian Tui Xing (Bintang Mundur)
挿翅虎 Cha Chi Hu (Harimau Bersayap)

李袞 Li Gun
地走星 Di Zou Xing (Bintang Berlari)
飛天大聖 Fei Tian Da Sheng (Maha Suci Terbang Ke Langit)

李俊 Li Jun
天寿星 Tian Shou Xing (Bintang Umur Panjang)
混江竜 Hun Jiang Long (Naga Mengaduk Sungai)

李逵 Li Kui
天殺星 Tian Sha Xing (Bintang Pembunuh)
黒旋風 Hei Xuan Feng (Angin Topan Hitam)

李立 Li Li
地奴星 Di Nu Xing (Bintang Budak)
催命判官 Cui Ming Pan Guan (Hakim Pemutus Nasib)

李応 Li Ying
天富星 Tian Fu Xing (Bintang Kaya)
撲天鳥 Pu Tian Niao (Burung Menyerbu Langit)

李 雲 Li Yun
地察星 Di Cha Xing (Bintang Pemeriksa)
青眼虎 Qing Yan Hu (Harimau Bermata Biru)

李忠 Li Zhong
地僻星 Di Pi Xing (Bintang Rendah)
打虎将Da Hu Jiang (Jendral Pemukul Harimau)

林沖 Lin Chong
天 雄星Tian Xiong Xing (Bintang Jantan)
豹子頭 Bao Zi Tou (Kepala Macan Tutul)

凌振 Ling Zhen
地軸星 Di Zhou Xing (Bintang Poros)
轟天雷 Hong Tian Lei (Guntur Bergemuruh di Langit)

劉唐 Liu Tang
天異星 Tian Yi Xing (Bintang Aneh)
赤髪鬼 Chi Fa Gui (Setan Berambut Merah)

呂 方 Lu Fang
地佐星 Di Zuo Xing (Bintang Bantuan)
小温侯 Xiao Wen Hou (Bangsawan Wen Kecil)—Bangsawan Wen = Lu Bu, panglima zaman Sam Kok

盧 俊義 Lu Junyi
天罡星 Tian Gang Xing (Bintang Dewa)
玉麒麟 Yu Qilin (Qilin Giok) –Qilin = Barongsai

魯智深 Lu Zhishen
天孤星Tian Gu Xing (Bintang Sendirian)
花和尚 Hua Heshang (Biksu Bunga)

馬麟 Ma Lin
地 明星 Di Ming Xing (Bintang Terang)
鉄笛仙 Tie Di Xian (Pertapa Suling Besi)

孟康 Meng Kang
地満星 Di Man Xing (Bintang Kesempurnaan)
玉 幡竿 Yu Fan Ban (Tiang Bendera Giok)

穆春 Mu Chun
地鎮星 Di Zhen Xing (Bintang Penakluk)
小遮闌 Xiao Zhe Lan (Tabir Penutup Kecil)

穆弘 Mu Hong
天究星 Tian Jiu Xing (Bintang Penyelidik)
没遮闌 Mei Zhe Lan (Tabir Penutup Tenggelam)

欧鵬 Ou Peng
地闊星 Di Kuo Xing (Bintang Lebar)
摩雲金翅 Mo Yun Jin Chi (Sayap Emas Menggosok Awan)

秦明 Qin Ming
天猛星 Tian Meng Xing (Bintang Ganas)
霹靂火 Pi Li Huo (Api Guntur)

裴 宣 Pei Xuan
地正星 Di Zheng Xing (Bintang Adil)
鉄面孔目 Tie Mian Kong Mu (Lubang Mata dan Muka Besi)

彭己 Peng Ji
地英星 Di Ying Xing (Bintang Berani)
天目将 Tian Mu Jiang (Jendral Mata Langit)

単廷珪 Shan Tinggui
地奇星 Di Ji Xing (Bintang Aneh)
聖水将軍 Sheng Sui Jiangjun (Jendral Air Suci)

施恩 Shi En
地伏星 Di Fu Xing (Bintang Sembunyi)
金眼彪 Jin Yan Biao (Kucing Bermata Emas)

史進Shi Jin
天 微星Tian Wei Xing (Bintang Kecil)
九紋竜Jiu Wen Long (Sembilan Tato Naga)

時 遷 Shi Qian
地賊星 Di Zei Xing (Bintang Pencuri)
鼓上蚤 Gu Shang Zao (Kutu di atas Genderang)

石秀 Shi Xiu
天慧星 Tian Hui Xing (Bintang Cerdas)
弃命三郎 Qi Ming San Lang (Bocah Tiga Kali Buang Nyawa)

石 勇 Shi Yong
地醜星 Di Chou Xing (Bintang Jelek)
石将軍 Shi Jiangjun (Jendral Batu)

宋江 Song Jiang
天魁星 Tian Kui Xing (Bintang Pemimpin)
及時雨 Ji Shi Yu (Hujan Tepat Waktu)

宋清 Song Qing
地俊 星 Di Jun Xing (Bintang Ulung)
鉄扇子 Tie Shan Zi (Bocah Kipas Besi)

宋 万 Song Wan
地魔星 Di Mo Xing (Bintang Setan)
雲裏金剛 Yun Li Jin Gang (Berlian Dalam Awan)

索超 Suo Chao
天空星 Tian Kong Xing (Bintang Udara)
急先鋒 Ji Xian Feng (Pelopor Terburu-buru)

孫二娘 Sun Erniang (Lady ke-2 Sun)
地壮星 Di Zhuang Xing (Bintang Tegap)
母夜叉 Mu Ye Cha (Iblis/Yaksha Betina)

孫立 Sun Li
地勇星 Di Yong Xing (Bintang Pendekar)
病尉遅 Bing Wei Chi (Wei Chi Sakit)

孫新 Sun Xin
地数星 Di Shu Xing (Bintang Angka)
小尉遅 Xiao Wei Chi (Wei Chi Kecil)

湯 隆 Tang Long
地孤星 Di Gu Xing (Bintang Sendirian)
金銭彪子 Jin Qian Biao Zi (Anak Macan Tutul Emas)

陶宗旺 Tao Zongwang
地理星 Di Li Xing (Bintang Nalar)
九尾亀 Jiu Wei Gui (Kura-kura Berekor Sembilan)

童 猛 Tong Meng
地退星 Di Tui Xing (Bintang Mundur)
翻江蜃 Fan Jiang Shen (Kerang Membalik Sungai)

童威 Tong Wei
地進星 Di Jin Xing (Bintang Maju)
出洞蛟 Chu Dong Jiao (Naga Bersisik Keluar Gua)

王定六 Wang Dingliu
地劣星 Di Lie Xing (Bintang Bawahan)
活閃婆 Huo Shan Po (Nenek Kilat Hidup)[?]

王英 Wang Ying
地微星 Di Wei Xing (Bintang Kecil)
矮脚虎 Ai Jiao Hu (Harimau Berkaki Pendek)

魏定国 Wei Dingguo
地 猛星 Di Meng Xing (Bintang Ganas)
神火将軍 Shen Huo Jiangjun (Jendral Dewa Api)

武松Wu Song
天傷星Tian Shang Xing (Bintang Cedera)
行者 Xing Zhe (Pengelana)

呉用Wu Yong
天機星 Tian Ji Xing (Bintang Kesempatan)
智多星 Zhi Duo Xing (Bintang Maha Bijak)

項充 Xiang Chong
地飛星 Di Fei Xing (Bintang Terbang)
八臂那咤 Ba Bi Na Zha (Nazha Delapan Lengan)

蕭譲 Xiao Rang
地文星 Di Wen Xing (Bintang Sastra)
聖 手書生 Sheng Shou Shu Sheng (Sastrawan Tangan Suci)

解宝 Xie Bao
天哭 星 Tian Ku Xing (Bintang Menangis)
双尾蝎 Shuang Wei Xie (Kalajengking Berekor Dua)

解珍 Xie Zhen
天暴星 Tian Bao Xing (Bintang Mengamuk)
両 頭蛇 Liang Tou She (Ular Kepala Dua)

徐寧 Xu Ning
天祐星 Tian You Xing (Bintang Penolong)
金鎗手 Jin Qiang Shou (Menggenggam Tombak Emas)

宣 贊 Xuan Zan
地傑星 Di Jie Xing (Bintang Pahlawan)
醜郡馬 Chou Jun Ma (Kuda Kampung Jelek)

薛永 Xue Yong
地幽星 Di You Xing (Bintang Ketenangan)
病大虫 Bing Da Chong (Cacing Besar Penyakit)

燕青 Yan Qing
天巧星 Tian Qiao Xing (Bintang Tepat Waktu)
浪子 Lang Zi (Anak Hilang)

燕順 Yan Shun
地強星 Di Qiang Xing (Bintang Tenaga)
錦毛虎 Jin Mao Hu (Harimau Berambut Warna-warni)

楊春Yang Chun
地隱星 Di Yin Xing (Bintang Sembunyi)
白花蛇 Bai Hua She (Ular Bunga Putih)

楊 林 Yang Lin
地暗星 Di An Xing (Bintang Gelap)
錦豹子 Jin Bao Zi (Macan Tutul Elok)

楊雄 Yang Xiong
天牢星 Tian Lao Xing (Bintang Tetap)
病 関索 Bing Guan Suo (Guan Suo Sakit) –Guan Suo, putra ke-3 Guan Yu, jendral zaman Sam Kok

楊志Yang Zhi
天暗星Tian An Xing (Bintang Gelap)
青 面獣 Qing Mian ??? (Binatang Berwajah Biru)

郁保四 Yu Baosi
地健星 Di Jian Xing (Bintang Sehat)
険道神 Xian Dao Shen (Dewa Jalan Sempit)

阮 小二 Yuan/Ruan Xiaoer (Yuan ke-2)
天剣星 Tian Jian Xing (Bintang Pedang)
立 地太歳 Li Di Tai Sui (Perwira Langit (Tai Sui) Berdiri Di Bumi)

阮小七 Yuan/Ruan Xiaoqi (Yuan ke-7)
天敗星 Tian Bai Xing (Bintang Kekalahan)
活 閻羅 Huo Yan Luo (Raja Neraka/Yama Hidup)

阮小五 Yuan/Ruan Xiaowu (Yuan ke-5)
天罪星 Tian Zui Xing (Bintang Kesalahan)
短命二郎 Duan Ming Erlang (Erlang Pendek Umur)

楽和 Yue/Le He
地楽星 Di Le Xing (Bintang Gembira)
鉄叫子 Tie Jiao Zi (Bocah Menjerit Keras)

張横 Zhang Heng
天平星 Tian Ping Xing (Bintang Datar)
船火児 Chuan Huo Er (Bocah Membakar Kapal)

張清 Zhang Qing
天捷星 Tian Jie Xing (Bintang Kemenangan)
没羽箭 Mei Yu Jian (Anak Panah Tanpa Bulu)

張 青 Zhang Qing
地刑星 Di Xing Xing (Bintang Hukuman)
菜園子 Cai Yuan Zi (Tukang Kebun Sayur)

張順 Zhang Shun
天損星 Tian Sun Xing (Bintang Perusak)
浪裏白跳 Lang Li Bai Tiao (Putih Melompat Ke Dalam Gelombang)

鄭 天寿 Zheng Tianshou
地異星 Di Yi Xing (Bintang Aneh)
白面郎君 Bai Mian Lang Jun (Tuan Muda Berwajah Putih)

周通 Zhou Tong
地空星 Di Kong Xing (Bintang Udara)
小覇王 Xiao Ba Wang (Raja Jawara Kecil)

朱富 Zhu Fu
地 蔵星 Di Zang Xing (Bintang Menyimpan)
笑面虎 Xiao Mian Hu (Harimau Tertawa)

朱貴 Zhu Gui
地囚星 Di Qiu Xing (Bintang Tawanan)
旱地忽律 Han Di Hu Lu (Tanah Mendadak Kering)?

朱仝 Zhu Tong
天満星 Tian Man Xing (Bintang Kesempurnaan)
美髯公 Mei Ran Gong (Tuan Berjanggut Indah) –Gelar Guan Yu

朱武 Zhu Wu
地魁星 Di Kui Xing (Bintang Pemimpin)
神 機軍師 Shen Ji Jun Shi (Ahli Strategi Dewa)

鄒淵 Zou Yuan
地短星 Di Duan Xing (Bintang Kekurangan)
出林竜 Chu Lin Long (Naga Keluar Hutan)

鄒 潤 Zou Run
地角星 Di Jiao Xing (Bintang Tanduk)
独角竜 Du Jiao Long (Naga Bertanduk Satu)

The Water Margin Story (Suikoden)-Prolog 3B

Setelah diangkat ternyata batu piagam itu berfungsi sebagai penutup sebuah lubang sumur yang dalam. Sesudah penutup lubang itu dibuka, tiba-tiba mereka mendengar suara yang dahsyat. Sinar-sinar berwarna-warni disertai awan hitammeluncur ke luar dari dalam sumur itu. Di langit sinar-sinar itu pecah menjadi 108 sinar yang lalu menghilang ke berbagai penjuru.

Semua yang hadir terkejut dan takut. Mereka segera meninggalkan ruangan itu. Hong Xin sendiri sangat ketakutan, wajahnya berubah pucat. Ia lari ke ruang depan, lalu menemui para pendeta yang sudah keluar lebih dahulu.

“Pendeta, mahluk apa yang telah keluar dari dalam lubang itu?”

“Tuan, sebelumnya anda tidak percaya kepada kami. Guru besar kami dahulu pernah menahan 36 Bintang langit dan 72 Roh Bumi yang jahat. Jumlah mereka ada 108. Nama-nama mereka terukir pada batu nisan itu dengan tulisan kuno. Sekarang Tuan telah melepaskan mereka semua. Sebentar lagi bencana besar pasti akan terjadi. ” kata pendeta itu.

Hong Xin merasa bersalah, tubuhnya gemetar ketakutan. Tanpa bicara lagi, Hong Xin membereskan pakaiannya dan segera pulang ke Ibukota. Dalam perjalanan pulang Hong Xin minta agar anak buahnya merahasiakan kejadian itu, sebab bila hal itu diketahui kaisar ia akan mendapat hukuman berat.

Akhirnya rombongan Hong Xin tiba di Ibukota. Benar saja Guru Zhang telah selesai mengadakan upacara, sedang wabahpun sudah reda. Sesudah menyelesaikan tugasnya guru Zhang segera kernbali ke pertapaannya.

Keesokan harinya Hong Xin datang menghadap Kaisar Ren Zong.

“Yang Mulia, hamba memohon ampunam atas keterlambatan hamba ini. Guru Zhang telah tiba lebih dahulu, karena ia dapat berjalan diatas awan dan mengendarai bangau untuk terbang keibukota, sedangkan hamba harus sering berganti kuda pada setiap pos. Dengan amat rnenyesal hamba tdk dapat tiba tepat waktu untuk mengikuti upacara itu, mohon Yang Mulia mau memaafkan kesalahan hamba ini” kata Hong Xin.

Kaisar diam saja, lalu dia kemudian memberi perintah untuk menghadiahi jasa-jasa Hong Xin yang telah berhasil mengundang guru Zhang untuk datang keibukota.

Setelah peristiwa itu kaisar Sung Ren Zhong masih memerintah selama 15 tahun lamanya. Dia tidak memiliki seorang putra dan ketika dia meningal dunia, posisinya digantikan oleh anak dari adiknya yang diangkat menjadi kaisar dengan gelar Ying Zhong. Kaisar Sung Ying Zhong hanya memerintah selama 4 thn saja dan kemudian digantikan oleh putranya yaitu kaisar Shen Zhong. Kaisar Shen Zhong memerintah selama 18 thn dan kemudian digantikan oleh kaisar Zhe Zhong.

Kaisar Sung Zhe Zhong baru berusia 10 thn ketika dia menjadi kaisar. Perdana Menteri Sung saat itu adalah Sima Guang. Sima Guang ini berasal dari golongan aristokrat dan berusaha membalikan reformasi yang dilakukan perdana menteri sebelumnya yaitu Wang An Shi. Dia mengembalikan dan memperkuat hak-hak dan kekuasaan kaum bangsawan, Hal ini menimbulkan ketidakpuasan digolongan rakyat kecil. Pada usianya yang ke 27 thn dia berhasil memperkuat posisinya dan menyingkirkan Sima Guang. Dia berusaha mengembalikan reformasi yang dijalankan Wang An Shi untuk menenangkan rakyat dan menekan pemberontakan, tetapi sayang dia meninggal pada usia ke 34 thn dan digantikan oleh adiknya Kaisar Hui Zhong yg lemah.

Pejabat-pejabar korup dan bangsawan- bangsawan menguasai pemerintahan, pajak tinggi memberkatkan rakyat dan hukum dapat diubah sesuai kepentingan mereka yang memiliki uang dan kekuasaan, Pemberontakan terjadi dimana-mana, perang bekecamuk diperbataasn dan rakyat hidup sengsara, Sekali lagi Cina berada diambang kehancurannya dan tangisan kesengsaraan rakyat terdengar sampai kelangit.

(Cerita 108 pendekar ini dimulai diakhir jaman pemerintahan Kaisar Sung Zhe Zhong sampai pada akhir jaman pemerintahan Kaisar Hui Zhong.)

The Water Margin Story (Suikoden)-Prolog 3A

“Sial. Pendeta-pendeta itu telah mengirim aku ke neraka ini supaya aku menerima kesulitan !“ kata Hong Xin.

Hong Xin bingung bagaimana caranya agar ia bisa menemui Zhang hatinya sangat kesal dan ia berniat untuk kembali, tapi karena tugas itu adalah titah dari kaisar maka dia membatalkan niatnya. Ia mencoba menguatkan diri dan berusaha terus berjalan naik keatas bukit. Hong Xin mencoba melangkahkan kakinya yang terasa sangat berat. Baru saja ia melangkah 50 langkah jauhnya, napasnya sudah terasa sesak, kepalanya mulai pening. Tiba-tiba ia merasakan tiupan angin menerpa ke mukanya; pohon-pohon di sekitar tempat itu mulai bergoyang-goyang.

Dan tiba-tiba muncul seekor harimau, melihat harimau itu hati Hong Xin menjadi takut. Dalam keadaan tidak berdaya, Hong Xin melihat harimau itu menghampiri dirinya dan mulai mengitari dirinya yang hanya bisa terdiam saja. Tubuhnya mulai bergetar dan keringat dingin mulai menetes karena ketakutannya. Tiba-tiba saja harimau itu mengaum dan kemudian lari kedalam hutan. Hong Xin terkejut dan akhirnya terjatuh, butuh beberapa saat sebelum dia berhasil mengatasi dirnya untuk bangkit dan berjalan kembali.

Setelah beberapa saat berjalan tiba-tiba dia mencium sesuatu wewangian yang aneh, setelah dia mencari-cari tiba-tiba dia melihat seekora ular besar melingkar dibatang pohon dan sedang bergerak menuju arah dirinya, dia kemudian terjatuh ketanah dan tidak dapat bergerak karena ketakutan, dia menatap ular itu dan berkata dalam hatinya, “Ah…tamatlah riwayatku !” kemudian dia terjatuh pingsan setelah itu.

Tidak lama kemudian dia tersadar dan setelah sadar dia tidak melihat ada sesuatu terjadi pada dirinya dan juga dia tidak melihat lagi keberadaan ular besar itu.

“Hampir saja aku jadi mangsa ular itu, rasanya pendeta-pendeta itu telah menipuku. Kalau aku tidak dapat menemukan guru mereka maka aku pasti akan membuat perhitungan dengan mereka.”

Hong Xin mencoba bangkit, Dia merapikan pakaiannya Baru kemudian ia melanjutkan perjalanannya kembali. Belum jauh ia melangkah kakinya, ía mendengar suara seruling. Hong Xin tertarik oleh suara seruling itu, ia mencari-cari arah datangnya suara seruling itu. Ketika ia menoleh ke suatu arah ia melihat seorang pengembala sedang menaiki seekor kerbau. Anak itu dengan tenang duduk di punggung kerbaunya sambil meniup seruling. Suara seruling tersebut mengalun merdu di antara pepohonan yang ada ditempat itu.

“Siapa kau dan dan mana asalmu? Apakah kau melihat seorang pendeta tao disekitar sini?“ tanya Hong Xin.

Si pengembala itu tidak menjawab, dia hanya memandang Hong Xin sebentar lalu kemudian mulai meniup serulingnya kembali. Hong Xin yang penasaran kemudian mendesak si pengembala untuk menjawab.

“Aku tahu bahwa Tuan datang kemari untuk mencari guru Zhang.”, Jawab pengembala itu.

Hong Xin terkejut karena si pengembala itu mengetahui maksud dan tujuan kedatangannya.

“Siapakah kau ? mengapa kau mengetahui tujuan kedatanganku ?” Tanya Hong Xin.

“Tadi subuh aku bertemu guru Zhang, beliau mengatakan kau akan datang menyampaikan titah kaisar. Beliau sudah tahu kalau ia akan diundang ke ibukota untuk memimpin sebuah upacara khusus untuk mengatasi wabah yang melanda negeri ini.” kata gembala itu.

Hong Xin bertambah heran mendengar keterangan gembala itu.

“Harap Tuan jangan bersusah payah lagi, beliau mengatakan akan segera pergi ke Ibukota. Aku yakin sekarang beliau sudah dalam perjalanan ke sana. Di atas gunung ini banyak binatang buasnya, aku rasa sebaiknya Tuan segera kembali saja” kata gembala itu.

“Apakah ini benar ? kapan dia berangkat ? siapakah kau ini ?“ tanya Hong Xin.

Pengembala itu tak menghiraukan lagi ucapan Hong Xin, ia terus melanjutkan perjalanannya tanpa menoleh lagi.

“Heran, mengapa gembala itu mengetahui maksud kedatanganku ?“ pikir Hong Xin yg kebingungan, tapi ia segera menduga sebabnya,” Ah aku tahu sekarang, mungkin saja pendeta-pendeta busuk itu sudah memberitahukan pada pengembala itu, karena mereka hendak menggoda dan menguji kesabaranku. Tapi memang lebih baik kuturuti nasihat gembala itu, apalagi aku telah mengalami dua pengalaman mengerikan tadi!” pikir Hong Xin.

Dengan tak banyak pikir lagi Hong Xin kemudian menuruni gunung kembali ke kuil di kaki bukit. Tiba di kaki bukit Hong Xin disambut oleh para pendeta Tao. Mereka menanyakan hasil kunjungan Hong Xin menemui guru mereka.

Dengan kesal dan marah Hong Xin membentak mereka.

“Kalian mencoba mempermainkan utusan Kaisar!” kata Hong Xin.

Segera semua pendeta itu berlutut dan berkata, “Kami hanyalah pendeta, mana berani kamu mempermainkan pejabat penting seperti anda yang membawa titah kaisar.”

Hong Xin yang masih kesal dan tidak percaya kemudian mulai menceritakan pengalaman2xnya ketika mencari guru Zhang.

Kemudian Hong Xin berkata, “Tadi diatas gunung aku bertemu dengan seorang pengembala yang berkata bahwa guru kalian sudah berangkat keibukota sehingga aku tidak perlu lagi mencari dia.”

“Ah sayang !” kata pendeta senior kuil itu.

“kenapa ?” tanya Hong Xin.

“Pengembala itu adalah guru kami, kesaktiannya telah sempurna dia telah berhasil mengelabui tuan, harimau dan ular itupun adalah penjelmaan guru kami. Ia memang senang menyamar seperti itu. Jika guru kami berkata bahwa dia akan pergi keibukota maka tuan tidak perlu khawatir lagi.”

“Sial..sial !!! aku kurang berpikir panjang sehingga melewatkan kesempatan yang berharga untuk meminta petunjuk dan ilmu dari guru kalian.”

“Tuan tidak perlu khawatir, guru kami pasti sudah mengetahui dan merencanakan ini semua. Tuan dapat segera kembali keibukota dan mungkin pada saat tuan tiba, upacara telah selesai dilaksanakan.”, Kata Pendeta senior itu.

Keesokan harinya sebelum kembali keibukota, Hong Xin berjalan-jalan disekitar kuil. Tiba-tiba dia melihat sebuah kuil kuno disekitar tempat itu, dia menghampiri kuil itu dan melihat tulisan diatas plakat ruang itu adalah “Ruang Penakluk Iblis”, dia melihat kuil itu tidak memiliki jendela dan hanya ada satu pintu yang terkunci rapat.

Kemudian dia bertanya pada pendeta yang mengiringinya mengenai tempat itu.

“Dahulu para guru besar kami adalah penakluk iblis dan mereka mengunci iblis2x itu ditempat ini. Awalnya tempat ini tidak disegel seperti ini tetapi dijaman dinasti Tang, salah seorang guru besar kamu berhasil menangkap raja iblis dan menguncinya ditempat ini. Karena takut kalau iblis2x ini lepas maka akan menimbulkan kekacauan jadi guru besar kami mengunci dan menyegel tempat ini, bahkan gembok untuk gerbang inipun lapisi logam kuningan sehingga lubang kuncinya tertutup rapat.” Jawab pendeta itu.

Pendeta itu seraya menambahkan, “Hamba telah hidup 30 thn ditempat ini dan hamba sendiri tidak pernah melihat apa yang ada didalam kuil ini.”

Hong Xin bertambah ingin tahu apa isi kuil itu. Kepada pendeta senior ditempat itu dia berkata, “Aku ingin kau membuka segel tempat ini, aku ingin melihat apa yang ada didalamnya.”

Pendeta-pendeta disana langsung ketakutan, “Tuan kau jangan membuka ruangan itu, guru kami berpesan bahwa bencana akan timbul jika ruangan itu dibuka.”

“Omong kosong, kalian jangan coba menipuku, pasti kalian menyembunyikan sesuatu ditempat itu dan tidak ingin orang lain mengetahuinya. Cepat kau buka tempat itu !” Teriak Hong Xin.

Tetapi pendeta-pendeta itu tetap tidak mau membukakan untuknya. Mereka khawatir jika tempat itu dibuka maka iblis2x itu akan keluar dan membuat bencana.

Hong Xin sangat marah dan berkata, “Jika kalian tidak mau membukakan tempat itu untukku maka aku akan melaporkan pada Kaisar bahwa kalian semua telah berusaha menipuku dan menghalang-halangiku untuk bertemu dengan pemimpin kalian. Aku juga akan katakan kalian telah menipu rakyat dengan menyebarkan ajararan-ajaran bohong yang mengatakan ada iblis yang dikurung dikuilmu ini. Aku yakin setelah itu kuilmu akan dirubuhkan dan kalian semua akan dihukum.”

Akhirnya karena takut pada Hong Xin pendeta-pendeta itu membuka dengan paksa segel dan juga pintu kuil itu. Begitu pintu terbuka, bau menyengat dan debu-debu pun keluar dari ruangan itu, tempat itu sudah ratusan tahun tidak pernah dimasuki oleh siapapun. Hong Xin memerintahkan agar anak buahnya membawa obor dan dia berserta pendeta-pendeta itu segera memasuki ruangan itu.

Ditengah ruangan itu ada sebuah batu nisan dengan tinggi 2 meter. Dibawah nisan itu ada batu yang berbetuk kura2x yang 1/2 badannya terkubur didalam tanah. Setelah dilihat lebih dekat, dipunggung kura2x itu banyak tulisan2x kuno yang tidak dapat lagi dibaca, tetapi dibalik nisan itu mereka melihat tulisan “Jika Hong Datang Maka Bukalah” (Yu Hong Er Kai).

“Lihatlah tulisan ini, kalian mencoba menghalangi aku masuk kemari tetapi guru besar kalian sudah mengetahui bahwa aku harus membuka tempat ini ratusan tahun yang lalu. Cepatlah kalian gali kura2x batu ini.” kata Hong Xin.

“Tuan, sebaiknya kau pertimbangkan lagi hal ini. Jika iblis2x ini lepas maka akan menimbulkan bencana yang akan menyengsarakan banyak orang.”

Hong Xin menjadi marah dan dia mengancam mereka semua untuk segera menggali kura2x batu itu. Hong Xing mengatakan bahwa dia telah ditakdirkan untuk membuka tempat itu dan mencari tahu apa yang tersembunyi dibalik batu itu.

Penggalian dilakukan dengan cepat, setelah menggali 1 meter dalamnya mereka menemukan sekeping batu berbentuk segi empat yg berat.

The Water Margin Story (Suikoden)-Prolog 2

Dewa langit ini menyamar sebagai soerang tabib tua dan dia kemudian datang keistana kaisar.

“Hamba dapat menghentinkan tangis putra mahkota, kalau hamba gagal, hamba siap dihukum mati.”

Kaisar lalu memerintahkan dayang istana untuk membawa putra mahkota, dan menyerahkannya pada Tabib tua itu.

Tabib tua itu hanya mengendong bayi itu dan membisikan kata-kata, “Langit telah mendengar tangisanmu, telah diutus Dewa Penjaga Langit dan Dewa Penjaga bumi untuk turun. Dewa Penjaga Langit akan bereinkarnasi menjadi Bao Zheng dia akan menjadi pelindung hukum negara dan Dewa penjaga bumi akan bereinkarnasi menjadi Yang Ye dia akan menjadi jendral pejaga perbatasan, kau dapat tenang sekarang.”

Seketika itu juga tangisan putra mahkota langsung berhenti.

Bao Zheng akhirnya lulus menjadi sarjana kekaisaran pada usia ke 29 thn dan diangkat menjadi Sekertaris negara sebelum ditugaskan menjadi Hakim Negara di Kai Feng. Yang Ye menjadi jendral pada usia 28 thn dan menikah dengan seorang pendekar wanita, dia berserta 9 anaknya melindungi kekaisaran Sung dari bangsa2x asing yg mencoba menguasai daratan cina.

Kaisar Sung Ren Zhong telah memerintah selama 27 thn, dimasa pemerintahannya penduduk hidup dengan tentram dan damai, dia mengambil kebijakan pacifis dan tidak mengekspansi kewilayah2x lain. Kebudayaan dinasti Sung berada dipuncaknya pada jaman ini, cendikiawan, sastrawan dan pelajar semua mendapatkan status yang tinggi dimasyarakat.

Pada thn ke-28 masa pemerintahnnya (thn 1050 M), tiba-tiba keadaan berubah total. Wabah penyakit merajalela diseluruh negeri, surat-surat memohon bantuan dan laporan-laporan bencana wabah ini datang keibu kota bagaikan salju dimusim dingin. Kaisar tidak dapat tidur selama 3 hari dan memerintahkan bawahannya untuk secara bergiliran membacakan laporan2x tersebut. Di Ibukota sendiri hampir 1/2 penduduk meninggal akibat hal ini. Kaisar memerintahkan Bao Zheng untuk mencoba mengatasi hal ini. Bao Zheng segera menyediakan obat2xan gratis untuk rakyat namun semua usahanya sia2x, wabah semakin meluas dan korban semakin bertambah.

Untuk mengatasi masalah ini maka Kaisar mengadakan sidang darurat dan memanggil semua pejabat negara untuk berdiskusi. Didalam sidang itu Perdana Menteri Cao Ci langsung maju kedepan.

“Seperti yang mulia sudah ketahui, saat ini negeri kita sedang ditimpa bencana yang sangat hebat, wabah penyakit ini tidak dapat dihentikan dan telah mengambil nyawa 1/2 penduduk ibukota. Hamba memohon agar Yang Mulia segera menurunkan titah untuk mengatasi hal ini.”

Kaisar Ren Zhong lalu berkata, “Apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi masalah ini ?”

Perdana Menteri Cao Ci berkata, “Pertama, Yang Mulia harus memberikan amnesti massal, kedua Yang Mulia juga harus menurunkan pajak agar beban rakyat dapat diringankan dan yang ketiga hamba mohon Yang Mulia mau melakukan upacara untuk meminta bantuan kepada langit agar dapat menghilangkan wabah mengerikan ini.”

Kaisar Ren Zhong segera setuju dan memerintahkan agar titah segera dikeluarkan. Dia segera membangun altar besar untuk melakukan upacara ini dan bahkan memerintahkan setiap kuil diseluruh negeri juga melakukan upcara memohon pada langit. Tetapi hal ini ternyata sia-sia, wabah tidak kunjung reda dan laporan-laporan tetap datang keibukota setiap harinya yang menunjukan makin bertambah parahnya keadaan.

Kemudian Kaisar segera memangil kembali seluruh pejabatnya untuk berdiskusi, disaat ini Menteri Negara Xuan Dong Ren maju untk mengusulkan sesuatu.

“Yang Mulia, bencana ini telah melanda seluruh negeri, Hamba mendengar bahwa di gunung LongHu ada seorang pendeta Tao sakti. Hamba mohon Yang Mulia mau mengeluarlkan titah untuk memanggilnya datang keibukota dan mengadakan upacara.”

Setelah mempertimbangkan usulan tersebut maka Kaisar menyetujuinya dan dia mengirimkan Marsekal Hong Xin untuk membawa titah kaisar dan mengundang Pendeta Tao Sakti itu untuk keibukota dan melakukan upcara untuk meredakan wabah yang menjangkiti seluruh negeri.

Marsekal Hong Xin segera menerima tugas ini dan dia membawa 10 anak buahnya untuk meyertainya. Sepanjang perjalanan dia menyalakan dupa wangi dan membaca doa-doa. Hong Xin harus melintasi beberapa daerah unutk sampai digunung LongHu, setiap dia singgah disuatu kota maka dia segera disambut oleh pejabat kota serta penduduk.

Setelah sampai di Guang Xi, Hong Xin mengutus anak buahnya untuk memberitakan pada penjaga kuil dibawah gunung itu atas kedatangan dirinya. Maksudnya adalah agar mereka dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan titah kaisar.

Maka pada hari yg telah ditentukan Hong Xi datang kekuil dikaki gunugn Long Hu, disana dia disambut dan berbagai upacara penyambutan diadakan. Kemudian dijamu diruang utama dengan makanan2x vegetarian yang sangat lezat.

Setelah selesai kemudian Hong Xin bertanya, “Dimanakah Kepala kul ini, kenapa dia tidak menyambut aku untuk menerima titah kaisar ini ?”

“Maaf Tuan, guru kami bernama Zhang, tapi sayang guru kami telah mengasingkan diri kepuncak gunung untuk bertapa agar dapat mencapai keabadian.” Jawab salah seorang pendeta senior.

“Kalau begitu bagaimana caranya aku dapat bertemu dengannya ?” tanya Hong Xin.

“Mari kita bicarakan ini diruang lain.” Pinta pendeta itu.

Hong Xin kemudian mengikutinya masuk kedalam ruangan dibelakang ruang utama. Disana dia dijelaskan bahwa guru mereka itu sangat sakti dan dapat berjalan diatas awan, sehingga mereka pun tidak tahu pasti dimana guru mereka berada. Oleh sebab itu menurut pendeta itu akan sia-sia saja jika Hong Xin ingin pergi mencari guru mereka keatas gunung.

Hong Xin menjelaskan bahwa dia membawa titah kaisar yang sangat penting untuk diserahkan dan ini menyangkut keselamtan penduduk banyak.

Sang Pendeta lalu menjawab, “Karena titah ini adalah titah kaisar maka Tuan harus menjalankan tugas itu. Tetapi jika Tuan ingin bertemu dengan guru kami maka tuan harus bersungguh-sungguh dan pasrah serta berpuasa seharian dan tuanku mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan juga tuanku harus naik sendiri keatas gunung untuk menemui guru kami.”

“Sejak aku berangkat dari ibukota aku sudah berpuasa daging dan berpantang arak, mana mungkin aku berani melalaikan tugas ini. Jika kau menganjurkan aku harus berbuat seperti itu baru bisa bertemu dengan gurumu maka aku bersedia melakukannya.” jawab Hong Xin.

Esok harinya sekitar jam empat pagi, para pendeta telah menyiapkan air Kembang. Mereka meminta agar Hong Xin mandi air kembang untuk membersihkan diri. Selesai mandi Hong Xin mengenakan pakaian kasar, ia juga mengenakan sandal jerami. Firman kaisar ia bungkus dengan kain sutera kuning, kemudian ia ikat di punggungnya. Hong Xin membawa sebuah dupa kecil yg alasnya terbuat dari perak

Dengan hati mantap Hong Xin melakukan perjalanan. Sambil berjalan Hong Xin harus berdoa terus. Hong Xin harus mendaki gunung menempuh jalan yang sulit. Semakin lama gunung itu bertambah curam dan bertambah sulit didaki, Hong Xin berjalan dengan susah payah. Ia terpaksa harus berpegangan pada akar, rumput atau rotan, karena jika kurang hati-hati ia akan tergelincir dan jatuh ke dalam jurang. Sesudah mendaki beberapa bukit, akhirnya Hong Xing mulai merasa tubuhnya sangat lelah. Kakinya terasa bertambah berat.Hong Xin mulai ragu apakah ia harus melanjutkan perjalanannya atau tidak. Hong Xin membayangkan betapa bahagianya ketika berada di Ibukota. Ia bisa makan enak dan tidur nyenyak, ia tidak pernah merasakan kesengsaraan seperti yang dialaminya sekarang.